Lampung Selatan – Di sebuah ruangan sederhana di Desa Bumisari, Kecamatan Natar, tampak rak-rak berisi bahan pokok, tumpukan tabung LPG 3 kilogram, serta papan informasi yang tertempel rapi. Di sudut lain, sebuah meja dengan mesin EDC BRILink melayani warga yang hendak bertransaksi perbankan. Inilah wajah baru Koperasi Desa Merah Putih Bumisari, koperasi desa pertama di Lampung yang resmi beroperasi sebagai bagian dari program nasional penguatan ekonomi desa.
Koperasi ini tidak lahir begitu saja. Sejak lama, masyarakat Bumisari memiliki keinginan kuat untuk menghadirkan sebuah lembaga ekonomi yang bisa melayani kebutuhan dasar warga tanpa harus bergantung penuh pada pasar kota. Kebutuhan akan sembako, pupuk, hingga layanan keuangan sehari-hari menjadi alasan mengapa koperasi ini didirikan. “Kami ingin koperasi ini menjadi pusat pelayanan ekonomi warga, tidak hanya sekadar toko, tetapi juga wadah gotong royong yang nyata,” ungkap salah satu pengurus koperasi.
Dari Rak Sembako hingga Layanan Keuangan Digital
Meski awalnya hanya berbekal ruangan bekas gudang dan beberapa rak sederhana, koperasi ini kini berkembang menjadi lembaga multifungsi. Di sini warga bisa membeli sembako dengan harga terjangkau, menukar tabung LPG 3 kilogram, membeli pupuk untuk pertanian, bahkan mengirim paket melalui layanan ekspedisi yang bekerja sama dengan Pos Indonesia. Tidak hanya itu, kehadiran layanan BRILink di koperasi ini juga mempermudah transaksi keuangan warga desa yang selama ini harus menempuh jarak belasan kilometer ke pusat kecamatan.
Kehadiran koperasi ini telah memangkas jarak dan biaya, sekaligus membuka ruang baru bagi desa untuk menjadi lebih mandiri. Bagi petani, misalnya, ketersediaan pupuk di koperasi menjawab persoalan klasik kelangkaan distribusi. Sementara bagi ibu rumah tangga, ketersediaan sembako dan LPG dengan harga terjangkau memberi rasa aman menghadapi gejolak harga.
Dukungan BUMN dan Pemerintah
Perjalanan Koperasi Merah Putih Bumisari tidak lepas dari dukungan berbagai pihak. BRI, melalui layanan BRILink, memberikan fasilitas keuangan digital yang bisa diakses langsung di desa. Bahkan, pihak BRI Regional Office Bandar Lampung memberikan bantuan berupa kendaraan operasional untuk mendukung aktivitas koperasi. Hal ini memperkuat kapasitas koperasi dalam menjangkau layanan yang lebih luas.
Dukungan pemerintah juga tidak kalah penting. Kementerian Koperasi dan UKM serta Kementerian Dalam Negeri mendorong percepatan pembentukan koperasi desa/kelurahan Merah Putih di seluruh Indonesia. Lampung tercatat sebagai salah satu daerah tercepat, dengan lebih dari 2.600 koperasi terbentuk hanya dalam kurun waktu singkat. Kehadiran Koperasi Bumisari menjadi ikon keberhasilan program tersebut di tingkat desa.
Asa Kemandirian Ekonomi Desa
Bagi masyarakat Bumisari, koperasi bukan sekadar tempat belanja atau menarik uang. Koperasi hadir sebagai simbol harapan bahwa desa mampu berdiri di atas kaki sendiri. “Kalau dulu kami harus ke pasar kecamatan, sekarang cukup di desa. Lebih hemat, lebih mudah, dan hasilnya kembali lagi untuk desa,” tutur seorang warga yang rutin berbelanja di koperasi.
Ke depan, pengurus koperasi berencana memperluas usaha dengan mengembangkan sektor pariwisata desa dan mengolah potensi lokal agar bisa dipasarkan melalui koperasi. Dengan begitu, koperasi tidak hanya menjadi penyedia kebutuhan sehari-hari, tetapi juga motor penggerak ekonomi kreatif desa.
Penutup
Koperasi Desa Merah Putih Bumisari menunjukkan bagaimana semangat gotong royong, bila dipadukan dengan dukungan pemerintah dan dunia usaha, bisa menghadirkan solusi nyata bagi masyarakat desa. Dari rak sembako hingga layanan digital, koperasi ini menjadi cermin bahwa desa bukan lagi sekadar penerima pembangunan, melainkan pelaku utama dalam menggerakkan roda ekonomi daerah.